Apa benar pemerintah di Cina punya otoritas khusus yang bisa memutus koneksi internet di negara "tirai besi" tersebut? Kabar ini merebak setelah sebuah peristiwa 'menggemparkan' terjadi.
Kamis pagi silam (12/04) sekitar pukul 11 waktu setempat, para pengguna internet penjuru Cina dan Hong Kong tak mampu mengakses--bukan hanya--sebagian besar situs Cina tetapi juga banyak situs asing yang sebelumnya tak diblokir oleh Beijing. Saat lalu lintas HTTP mati, orang-orang masih bisa menelpon lewat Skype dan mengirim email.
Kamis pagi silam (12/04) sekitar pukul 11 waktu setempat, para pengguna internet penjuru Cina dan Hong Kong tak mampu mengakses--bukan hanya--sebagian besar situs Cina tetapi juga banyak situs asing yang sebelumnya tak diblokir oleh Beijing. Saat lalu lintas HTTP mati, orang-orang masih bisa menelpon lewat Skype dan mengirim email.
Awalnya muncul anggapan bahwa gempa besar yang mengguncang Indonesia telah mengganggu lintasan kabel bawah laut. Namun perusahaan telekomunikasi utama Cina, China Telecom dan Unicorn membantah itu. Rumor kian kencang menyuarakan bahwa insiden itu terkait dengan pemutakhiran firewall internet Cina, demikian kutipan dari Wall Street Journal.
"Sangat mungkin bahwa tembok besar sensor alias firewall internet cina tengah menjalani penyesuaian, dan dengan keliru memasukkan banyak situs asing ke daftar bloking. Detailnya tidak jelas," papar Pusat Data untuk Internet Cina seperti dilansir Weibo (versi Twitter Cina).
Penjelasan masuk akal lain yang berputar yakni, Beijing ingin mematikan obrolan online mengenai kejatuhan salah satu tokoh politik kuat dan berpengaruh di Cina, Menurut laporan Xinhua, otoritas telah menghapus lebih dari 210 postingan online dan menutup 42 situs sejak Maret, begitu isu itu membanjiri internet, hingga membuat cemas partai Komunis.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar